Portal property menyelenggarakan pameran property paling besar di Bekasi : RumahHokie Fair 2019. Acara yg bisa menjadi pameran property ikonik di Bekasi ini membawa obyek Sunrise Properti di Timur Jakarta.
Berjalan di Mall Metropolitan Bekasi pada 11-22 September 2019, RumahHokie Fair 2019 dibarengi pengembang property di area Jakarta serta seputarnya, terpenting pengembang di timur Jakarta.
Rumah hokie Fair 2019 sebagai pameran property yg sangatlah efisien jadi media promo untuk menjaring pembeli sekalian memperluas jaringan usaha, jelas General Manajer.
Terkecuali itu, sambungnya, RumahHokie Fair 2019 jadikan jadi media edukasi serta info buat warga di Bekasi serta seputarnya yg cari pilihan rumah serta investasi menjanjikan, terpenting di timur Jakarta.
Perubahan property di timur Jakarta dapat dukungan oleh pembangunan infrastruktur yg masif di area ini. Katakan saja KRL Commuter Line, Elevated Toll Road Jakarta-Cikampek, MRT Balaraja-Cikarang, LRT Jakarta-Cikarang, High Speed Train Jakarta-Bandung, Lapangan terbang Internasional Kertajati, serta Pelabuhan Patimban.
Belumlah lagi arah Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 yg menyambungkan Cimanggis-Cibitung dan Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) . Untuk bangun harga helm kyt semuanya infrastruktur itu, pemerintah menyalurkan investasi lebih dari Rp260 triliun.
Pembangunan infrastruktur yg masif ini diyakinkan akan membuat prospek investasi property di Bekasi serta seputarnya sangatlah cerah. Karena itu gak bertanya-tanya apabila area Timur Jakarta bisa menjadi area sunrise properti yg dibidik pembeli.
Ini dapat di buktikan dari survey yg dikerjakan RumahHokie. com selama 2018 kemarin di sebagian pameran property besar yg berjalan di Jakarta, Bekasi, serta Tangerang. Dari survey yg mengarah pengunjung pameran property jadi responden itu, tampak Bekasi jadi area idola untuk pelacak rumah dengan prosentase 22, 91%.
Situasi pasar property Indonesia di 2019 diperhitungkan lebih menjanjikan dari tahun awal mulanya, terpenting saat Pemilihan presiden di bulan April kemarin. Hasil analisa yg diluncurkan konsultan property Cushman & Wakefield membuktikan di semester I 2019, sejumlah besar transaksi unit perumahan di Jabodetabek didominasi rumah-rumah bagian menengah (36, 5% dari keseluruhan transaksi) , dibarengi bagian rumah menengah ke bawah (27, 8%) .
Berdasar pada daerah, transaksi bagian menengah memberikannya andil terbesar di Bekasi (51% dari keseluruhan transaksi) , sesaat Tangerang memperoleh andil paling besar dari transaksi bagian menengah ke bawah (35, 6%) .
Cushman & Wakefield memperhitungkan, pasar perumahan tapak di Jabodetabek dapat lebih baik pada paruh ke-2 tahun 2019. Sejumlah pengembang terpantau sudah menyediakan produk baru yg dapat dikeluarkan menyalip meredanya suhu politik Tanah Air.
Dalam soal suplai, project rumah kelas menengah-bawah serta menengah direncanakan akan teruslah mengendalikan persediaan di semester ke-2 ini, di harga besi beton harga perumahan dimulai dari Rp900 juta sampai Rp1, 5 miliar per unit. Pasangan muda serta end-user direncanakan akan mengendalikan keinginan.
Di lain bidang, Bank Indonesia (BI) bulan Agustus lalu kembali turunkan suku bunga panutan jadi 5, 5% dari awalnya 5, 75%. Ini sebagai perbuatan mencegah untuk menggerakkan kesempatan baik perkembangan ekonomi saat Pemilihan presiden sekalian menyuport kestabilan external.
Kita saling mengharap penurunan suku bunga panutan ini dibarengi oleh rekonsilasi bunga bunga deposito serta credit, terhitung Credit Pemilikan Rumah (KPR) ataupun Credit Pemilikan Apartemen (KPA) . Dengan turunnya suku bunga credit property, dapat diyakinkan pasar property Tanah Air dapat bangun.