Qualcomm makin serius menggarap pengembangan kecerdasan buatan ( Artificial Intelligence, AI). Maklum, diperkirakan ada potensi pendapatan sebesar 160 miliar dollar AS yang bisa dihasilkan oleh software, hardware, dan aneka layanan AI pada tahun 2025 mendatang.
Pabrikan chip mobile yang berbasis di San Diego, Amerika Serikat ini pun menggandeng sejumlah pihak untuk berkolaborasi mengembangkan AI, antara lain Google dengan dukungan framework TensorFlow dan API Android NN.
“Kami juga bekerja sama dengan Facebook lewat dukungan framework Caffe 2, Motorola dengan kemampuan kamera mendeteksi landmark, serta Oppo dengan kemampuan face unlock dan kamera,” ujar Director Product Management Qualcomm, Gary Brotman, saat berbicara dalam acara Qualcomm Snapdragon Summit 2017 di Maui, Hawaii, Amerika Serikat, Rabu (6/12/2017).
Dua fitur yang disebut terakhir, fitur Face Unlock dan Beautification, harga power bank diketahui telah diterapkan Oppo di di kamera depan ponsel terbarunya, F5.
Teknologi AI di balik kamera smartphone ini diklaim mampu mendeteksi wajah pengguna, lantas melakukan penyesuaian beautification agar wajah tampil lebih menawan tapi tetap tampak natural, meski Oppo F5 sendiri diketahui menggunakan chip buatan pesaing Qualcomm, MediaTek.
Pengumuman Qualcomm di Hawaii ini bisa diindikasikan fitur Face Unlock dan Beautification di smartphone Oppo berikutnya bakal memanfaatkan teknologi AI dari Snapdragon 835 yang diklaim Qualcomm jauh lebih canggih.
Andalan baru Qualcomm dalam hal olah AI di perangkat mobile adalah chip Snapdragon 845 yang baru saja diresmikan. Sebagai prosesor andalan, Snapdragon 845 dibekali komponen-komponen terbaru seperti CPU Kryo 385, GPU Adreno 630, dan DSP Hexagon 685. Saat memproses AI di Snapdragon 845, ketiga komponen itu saling bahu-membahu.
"Kinerja AI di Snapdragon 845 tiga kali lebih kencang dibandingkan generasi sebelumnya," imbuh Brotman.
Brotman mencontohkan skenario ketika mengambil gambar, di mana AI bisa membantu menciptakan efek bokeh dengan merk power bank computer vision.
“Efek bokeh bisa dibuat hanya dengan satu kamera, berkat machine learning (AI). Tak perlu menggunakan kamera ganda,” ujarnya.
Dia menambahkan, aplikasi AI di ponsel nantinya bakal bertambah banyak. Misalnya saja di teknologi asisten pribadi berbasis suara yang makin marak. Ke depan, berkat pengembangan AI yang makin canggih, asisten pribadi di ponsel akan lebih akurat dan mampu berinteraksi dengan pengguna secara lebih natural.
Ponsel sendiri merupakan platform perangkat yang berjumlah paling banyak dan karena itu paling mengundang untuk implementasi AI. Qualcomm memperkirakan, antara tahun 2017 hingga 2021, bakal ada lebih dari 8,6 miliar smartphone yang dikapalkan di seluruh dunia.
Source : Teknojoss.com