Maret Indonesia sempat dinobatkan menjadi salah satunya dari 10 negara dengan industri manufaktur terpuncak dunia pada th. selanjutnya oleh Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO). Barisan pertama masa itu ditinggali oleh Tiongkok.
Bagian manufaktur di Indonesia menyumbang nyaris seperempat area dari PDB. Akan tetapi, bagian ini condong terbebani oleh sumber daya manusia yg lamban, produktivitas kerja rendah serta ongkos produksi tinggi. Situasi yg kurang untungkan ini mampu diakukan dengan mengalihkan konsentrasi pada otomatisasi.
Berapa perusahaan manufaktur di Asia udah menempatkan otomatisasi memanfaatkan robot di pabrik mereka. Perusahaan-perusahaan manufaktur, teristimewa di Jepang, Tiongkok serta Thailand, udah mobilisasi lini produksi serta perakitan memanfaatkan robot kolaboratif (collaborative robots=cobots) - robot yg di desain utk bekerja berdampingan dengan banyak karyawan, utk menambah efisiensi serta produktivitas.
Hadapi situasi yg ada, Indonesia semestinya dapat beroleh hasil tambah baik dengan menggunakan otomatisasi. Kepadatan robot di Indonesia merupakan 39 unit robot per 10. 000 karyawan, jauh dibawah rata-rata global yg meraih 66 unit2. Sesaat Tiongkok udah memberikan adopsi robotika yg agresif sampai menduduki tingkat terpuncak manufaktur UNIDO th. waktu lalu.
Urutan Indonesia dalam perebutan persaingan otomasi butuh bergerak maju sejalan dengan gerakan negara menuju inspirasi Industri 4. 03.
Walaupun demikianlah, banyak perusahaan manufaktur yg masihlah curiga memanfaatkan robotika. Berapa pengusaha tak mendalami gunanya, berapa masihlah belum pula sangat percaya bagaimana langkahnya mengintegrasikan technologi ini ke sistim operasional mereka, sesaat yg beda beranggap bahwa adopsi robotika menjadi technologi yg mahal.
Terputus dari apa pun alasannya, perusahaan-perusahaan manufaktur butuh memercepat laju adopsi robotika. Titik awal yg baik yakni dengan pemanfaatan cobots, yg dapat jadi daya saing paling utama dalam usaha manufaktur, yakni menggunakan langkah produksi yg lebih cerdas serta meraih perkembangan yg lebih terus-terusan.
Kenapa Cobots?
Pertama, cobots enteng dimanfaatkan, berikan keamanan serta feature ramah pemakai ; enteng diprogram serta diintegrasikan ke penerapan yg ada. Cobots juga tawarkan fleksibilitas dalam pemanfaatan, terlalu mungkin jalur produksi diprogram kembali secepatnya utk bermacam model serta tingkat produksi.
Menjadi contoh, cobots mampu dimanfaatkan dengan cara bolak-balik utk pengemasan serta pelabelan paket makanan. Hal tersebut tentu menghemat saat dengan cukup berarti, sekalian kurangi kepentingan utk berinvestasi pada banyak model mesin.
Ke dua, cobots merupakan pilihan irit ongkos utk otomatisasi. Ongkos integrasi kebanyakan condong rendah ketimbang dengan perkembangan usaha waktu panjang, serta pemanfaatan cobots mampu menambah produktivitas, dengan hasil yg bisa dibuktikan bertambah banyak 30 prosen per pekerja di bagian manufaktur.
Kapabilitas cobots utk berguna selama seharian serta selama th. juga bisa mendukung satu usaha dalam mengoptimalkan efisiensi operasional serta kurangi downtime produksi. Dengan ketepatan yg di tawarkan oleh cobots, perusahaan manufaktur mampu berikan hasil bermutu lebih tinggi serta kurangi pemborosan, yg mampu mendorong perkembangan yg lebih terus-terusan utk usaha ini.
Tidak hanya itu, pemanfaatan cobots juga buka kesempatan pendapatan dari kegiatan yg bernilai lebih tinggi buat perusahaan-perusahaan manufaktur, di mana banyak pekerja mampu dipakai utk melakukan pekerjaan beda yg nilainya lebih tinggi5. Faktanya, kesempatan penambahan keterampilan ini bisa juga untungkan karyawan.
Walaupun demikianlah, banyak perusahaan yg kerapkali salah perhitungkan keuntungan yg bakal mereka miliki dari investasi robotika, teristimewa kala mengkalkulasi payback period serta return on investment (ROI) utk mengevaluasi keberlangsungan bisnisnya.
BACA : akar matematika
Metrik yg di turunkan kebanyakan tidak sukses utk mencerminkan keuntungan waktu panjang seandainya dihitung menurut penghematan ongkos segera serta keuntungan waktu pendek. Mereka meniadakan faktor beda yg untungkan finansial perusahaan.
Sebetulnya, banyak usaha alami penurunan dalam soal pemborosan material maka kurangi ongkos kumulatif, menambah efisiensi produksi, mengurangi ongkos yang wajib di keluarkan tentang dengan tenaga kerja, serta saat yg di habiskan utk perekrutan serta kursus jadi lebih singkat. Perihal itu menjadi elemen utama yang wajib dimasukkan dalam perhitungan ROI atau payback equation.
Tidak hanya keuntungan waktu panjang dari pemanfaatan robotika, perusahaan-perusahaan manufaktur sekarang juga berasa lebih enteng utk mengintegrasikan robotika ke sistim operasional mereka.
Cobots yg ada sekarang makin lebih tangkas ketimbang robot-robot di industri tradisionil. Mereka dapat laksanakan pekerjaan simple dengan ongkos rendah serta efisiensi yg lebih tinggi. Sistem yg sifatnya berulang atau miliki potensi berbahaya bagi karyawan, serta yg tak butuh ketangkasan manusia, pemikiran urgent atau pengambilan ketetapan dengan cara segera menjadi perihal yg bagus utk diotomasikan.
BACA : return on investment adalah
Kegunaan yg didapat dari menambah sistem manufaktur dengan robotika terang tambah besar ketimbang biayanya. Banyak bisnis-bisnis di Asia yg memercepat aplikasi otomatisasi mereka, buat masih bertanding di industri.
Instalasi robot di Asia/Australia diproyeksikan tumbuh sebesar 15% pada th. 2017 serta 2019, Tiongkok di perkirakan bakal jadi kontributor paling besar dalam perkembangan ini.