Gadget and Business Information

This site talk about Gadget and Business Information For You

Inilah Info Harga Keramik Arwana 2017

2017-06-17 | Gadget
Genjot kapasitas produksi di dua lokasi pabrik, yaitu pabrik Mojokerto, Jawa Timur dan Ogan Ilir, Sumatera Selatan hingga 2020, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) mengalokasikan dana sebesar Rp750 miliar. Selain kedua pabrik tadi, produksi juga ditopang oleh tiga pabrik lain yang terletak di Tangerang, Serang, dan Gresik. Perluasan lahan ini akan mendongrak kapasitas perusahaan dari 50,23 juta m2 menjadi 75,37 juta m2 pada 2020.

Perusahaan berencana untuk menggelontorkan Rp300 miliar untuk perluasan tahap pertama di Mojokerto pada 2018 dan Rp300 miliar pada 2020. Adapun perluasan lahan di Ogan Ilir pada 2019 akan membutuhkan Rp150 miliar.

Artikel Terkait : Harga Keramik , Harga Kayu , Harga Kabel

”Dengan melihat potensi dan investasi yang ada, kami dapat menggenjot kapasitas terpasang keramik sampai 75,37 juta m2 per tahun pada 2020,”kata Direktur Utama PT Arwana Citramulia Tbk, Tandean Rustandy Tandean di Serang. Saat ini perseroan memiliki total kapasitas terpasang sebesar 57,37 juta meter persegi di mana plant III dan Plant IV yang sama-sama berlokasi di Provinsi Jawa Timur akan mampu menyuplai 26,09 juta meter persegi produk keramik ke konsumen di kawasan timur Indonesia.

”Selama ini kebutuhan keramik dinding untuk Indonesia bagian timur dan Jawa Timur, kami suplai dari Plant II dua di Cikande sehingga biayanya cukup mahal. Dengan beroperasi Plant V, bisa memenuhi permintaan di Indonesia Timur sehingga biaya produksi jadi lebih pendek dan biaya pengiriman menjadi murah, turun sebesar 8%,” ujar Chief Financial Officer Arwana, Rudy Sujanto.

Harga Keramik Arwana :

Warna tua 20 x 20 (satuan m2) : Rp. 37.500,-
Warna muda 20 x 20 (satuan m2) : Rp. 35.000,-
Warna tua 20 x 25 (satuan m2) : Rp. 47.000,-
Warna putih 30 x 30 (satuan m2) : Rp. 36.000,-
Warna marble 30 x 30 (satuan m2) : Rp. 36.000,-
Warna fancy 30 x 30 (satuan m2) : Rp. 40.500,-
Warna putih 40 x 40 (satuan m2) : Rp. 37.500,-
Warna marble 40 x 40 (satuan m2) : Rp. 42.500,-
Pada saat yang sama, inovasi yang dijalankan Arwana menghasilkan berbagai varian produk baru, seperti keramik lantai berukuran 50×50 cm dengan motif marble, rustic, wood, dan fancy decorative. Terkait harga pokok penjualan, Arwana mampu meningkatkan efisiensi melalui penerapan metode lean manufacturing.

Adapun struktur biaya produksi tidak mengalami perubahan signifikan biaya energi seperti gas dan listrik masih merupakan komponen terbesar, yakni 41,9%. Rudy melanjutkan, tahun ini perseroan menargetkan laba bersih naik sebesar 44% atau sebesar Rp130 miliar.

Volume penjualan kami targetkan 52 juta meter persegi atau dari segi volume akan tumbuh 13%,” jelasnya. Rudi menambahkan, tahun ini perseroan tidak ada rencana untuk pembangunan tambahan kapasitas sehingga capex cukup terbatas. “Capex tahun ini tidak akan lebih dari Rp30 miliar. Kami targetkan tahun ini hanya untuk pembelian beberapa unit mesin.

Jadi hanya investasi penopang tidak ada investasi jangka panjang untuk penambahan kapasitas produksi,” katanya. Chief Operating Officer Arwana Edy Suyanto mengatakan, tahun ini perseroan akan melakukan ekspor perdana ke beberapa negara, seperti Brunei Darussalam, Malaysia, dan Filipina.

“Dengan melihat potensi dan investasi yang ada, kami dapat menggenjot kapasitas terpasang keramik sampai 75,37 juta m2 per tahun pada 2020,” ujar Direktur Utama PT Arwana Citramulia Tbk. Tandean Rustandy Tandean di sela-sela paparan publik, Rabu (7/6/2017).

Related Post : Harga Tangki Air , Harga Besi , Harga Triplek

Mandiri Sekuritas sebelumnya memperkirakan pendapatan Arwana Citramulia Tbk. tumbuh 17% menjadi Rp1,86 triliun pada tahun ini seiring harga gas industri yang turun dan positifnya sektor properti.

“Dengan inovasi, langkah ekspor kami terbuka lebar. Ekspor tidak gampang karena negara tetangga seperti Malaysia, Brunei, itu sesama ASEAN yang sangat dekat dengan Vietnam dan China,” ujarnya. Menurut dia, Malaysia dan Filipina menjadi harapan besar untuk terus meningkatkan ekspor. Namun demikian, pihaknya belum menargetkan peningkatan ekspor pada tahun ini. Kami punya harapan besar pada Malaysia dan Filipina. Filipina hanya punya satu pabrik keramik di sana sedangkan marak bisnis properti menjadi angin segar,” ungkapnya.

Sementara untuk Malaysia, tidak mudah untuk masuk ke sana karena selain harus dilengkapi dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan ISO, juga harus memiliki sertifikat standar dari Malaysia. “Saat ini kami sedang diaudit.

Kami targetnya hasil audit sudah pas dan sebelum pertengahan bulan Juni sudah bisa ekspor perdana paling lambat ke Malaysia,” jelas Edy. Edy juga meminta pemerintah untuk merealisasikan janji penurunan harga gas bagi industri keramik.

Pasalnya, gas merupakan komponen biaya terbesar dari proses produksi keramik. “Harga gas di Indonesia mencapai USD9 per mmbtu seperti kenaikan harga bahan bangunan. Ini yang membuat Indonesia sebagai negara dengan harga gas termahal di dunia. Sementara dibandingkan dengan Malaysia hanya USD3,5-4 per mmbtu. Bagaimana bisa meningkatkan ekspor ke mereka kalau secara harga beli gas mahal,” tandasnya.

コメントを投稿